Calon Penganten Diperas Rp 500 Buat Foto Prewed

Lampu Hijau, Jakarta-Aksi premanisme di Kawasan Kota Tua, Tamansari, Jakarta Barat, kian merajalela. Sepasang kekasih, Adi Putu (30) dan Debby (26), warga Pejaten, menjadi korban kekerasan kelompok tersebut.

Keduanya mengaku diperas dan diminta uang sebesar Rp 500 ribu oleh preman dengan alasan membayar sewa lapak, lantaran ingin mengambil foto untuk pernikahannya.

“Tanggal 29 Agustus 2019 besok itu, saya mau foto prewedding. Namun, kata fotografer saya yang saat ini mengunjungi ke Kali Besar untuk tujuan cek lokasi, ternyata harus membayar Rp 500 ribu. Memang, Kawasan Kali Besar itu kan bakal jadi lokasi saya untuk sesi foto. Tapi kok, malah harus bayar. Bukannya gratis ya,” terang Putu kepada wartawan.

Dikatakan Putu, fotografernya yang tengah cek ke lokasi yang akan dijadikan tempat sesi foto prewedding-nya, mendapat kabar apabila ingin menggelar sesi foto harus membayar sebesar Rp 500 ribu. Putu mengakui kaget, pihak yang meminta uang itu ternyata preman di Kawasan Kota Tua.

“Fotografer saya, diminta sama preman disana (Kota Tua). Jadi kalau mau adakan sesi foto di Kali Besar ataupun di spot Kawasan Kota Tua lainnya ya memang harus bayar Rp 500 ribuan. Saya pikir, di sana banyak pengunjung di Kota Tua selfie bahkan ada pengunjung yang bawa kamera digital boleh-boleh saja foto-fotoan di sana ya,” kesalnya.

Secara terpisah, Linda Enriany yang sebagai Kepala Suku Dinas (Kasudin) Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Barat, langsung murka. Ia menegaskan, kalau tak ada pungutan bayaran sedikitpun untuk warga yang ingin adakan sesi foto di Kawasan Kali Besar hingga di spot-spot Kota Tua lainnya.

“Saya imbau bagi seluruh warga yang sedang berkunjung di Kota Tua jika ada yang mencoba meminta uang yang dilakukan preman, segera lapor dan foto wajahnya. Tidak ada pungutan di Kota Tua. Kawasan Kota Tua ini milik semua masyarakat. Boleh berfoto-foto,” singkat Linda. (DVD)

Let's block ads! (Why?)