Lampu Hijau, Kanada-Meski hubungan kedua negara tegang, Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau ogah bermanis-manis pada Arab Saudi.
Dalam komentar publik pertamanya soal konflik dengan Saudi, Trudeau menegaskan, akan tetap memperjuangkan hak asasi manusia. Ancaman dari Saudi tidak akan mampu membungkam upayanya. Trudeau menolak tegas desakan Saudi untuk mencabut seruan pembebasan aktivis hak-hak sipil yang dipenjara.
Pernyataan Trudeau itu menunjukkan, pertikaian diplomatik akan meningkat di antara kedua negara. Namun Kanada telah berbicara langsung dengan pihak Kerajaan Arab Saudi dalam upaya untuk menyelesaikan apa yang disebutnya “perbedaan pendapat diplomatik.”
“Kami terus terlibat secara diplomatis dan politis dengan pemerintah Arab Saudi. Kami menghormati kepentingan mereka di dunia, dan mengakui bahwa mereka telah membuat kemajuan dalam sejumlah isu penting,” kata PM Trudeau, sebagaimana dikutip dari The Guardian.
Dia bersikeras, Kanada akan terus menekan Saudi soal HAM.
“Kami akan, pada saat yang sama, terus berbicara dengan jelas dan tegas mengenai isu-isu hak asasi manusia di dalam dan luar negeri, di mana pun kami melihat hal tersebut sangat dibutuhkan,” tegas Trudeau.
Namun, Saudi tersinggung. Kanada dinilai lancang mengurusi urusan dalam negeri Saudi. Negeri kaya minyak itu mulai melakukan pengusiran diplomat hingga penarikan siswa mereka yang belajar di Kanada.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, menggambarkan perselisihan itu sebagai “masalah keamanan nasional.”
Kepada para wartawan, ia juga mengatakan bahwa pihak kerajaan masih mempertimbangkan langkah-langkah tambahan terhadap Kanada.
“Kanada perlu memperbaiki kesalahan besar,” kata al-Jubeir pada konferensi pers di Riyadh. “Tidak ada yang bisa dimediasi. Kesalahan telah dibuat dan kesalahan harus diperbaiki.”
Ketika ditanya apakah Kanada siap untuk meminta maaf ke Saudi, PM Trudeau menjawab pertanyaan itu.
“Warga Kanada selalu mengharapkan pemerintah kita untuk berbicara dengan kuat dan tegas, jelas dan sopan, tentang perlunya menghormati hak asasi manusia di seluruh dunia. Kami akan terus melakukan itu,” katanya.
Dia juga menghindari pertanyaan tentang keengganan Amerika Serikat mendukung Kanada dalam perselisihan. “Kami mengakui bahwa setiap negara memiliki hak untuk membuat keputusan sendiri ketika menyangkut diplomasi dan hubungan internasional,” katanya.
“Saya tidak akan pernah memaksakan pada negara lain apa reaksi mereka seharusnya atau apa tanggapan mereka seharusnya.”
Sejumlah negara telah menyatakan dukungan terhadap Saudi, termasuk Mesir dan Rusia.
“Kami selalu mengatakan bahwa politisasi masalah hak asasi manusia tidak dapat diterima,” ujar Maria Zakharova, juru bicara kementerian luar negeri Rusia, kepada wartawan pada Rabu.
“Apa yang mungkin dibutuhkan dalam situasi ini adalah saran dan bantuan konstruktif daripada kritik dari ‘alasan moral’,” dia menambahkan.
Sementara itu, Amerika Serikat sejauh ini menolak masuk ke dalam kisruh tersebut. Dalam sebuah pernyataan tertulis, Kementerian luar negeri setempat menggambarkan kedua negara sebagai sekutu dekat.
“Kedua belah pihak harus menyelesaikannya secara diplomatis bersama-sama. Kami tidak dapat melakukannya (terlibat) untuk mereka,” kata Heather Nauert, juru bicara Kemlu AS.
Konflik antara kedua negara mulai memanas sejak akhir pekan lalu, ketikan Kementerian Luar Negeri Kanada menyatakan keprihatinannya atas penangkapan terhadap tokoh masyarakat sipil Saudi dan aktivis hak-hak wanita.
Arab Saudi membalas pada Minggu 5 Agustus, mengusir duta besar Kanada dan membekukan perjanjian dagang dan investasi terbaru dengan negara tersebut. Serta menarik pelajarnta yang sekolah di sana, seperti dilansir Rakyat Merdeka Online (RMOL).(LH)
http://lampuhijau.co/2018/08/10/kanada-bakal-tekan-arab-saudi/Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kanada Bakal Tekan Arab Saudi"
Post a Comment