Search

Keberadaan Pencari Suaka di Rudenim Dikeluhkan Warga

Lampu Hijau, Jakarta Barat-Ratusan pencari suaka hingga kini masih memadati Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim), Kalideres, Jakarta Barat. Pencari suaka yang berasal dari Afganistan, Sudan, dan Somalia, menginap di trotoar depan kantor pemerintahan tersebut dengan mendirikan tenda dan beralas kardus. Mereka berharap untuk mendapatkan kehidupan yang layak di Indonesia. Atau dipindahkan ke negara – negara maju.

Kondisi tersebut membuat warga setempat resah. Sebab, keberadaan mereka membuat lingkungan di lokasi tersebut kotor dan menimbulkan aroma tidak sedap. Kemudian tak jarang, mereka mendatangi rumah warga untuk meminta bantuan. Mulai dari meminta makanan, uang, pakaian, dan masih banyak lagi. Meski begitu kesal, namun warga merasa kasihan dengan apa yang dialami mereka. Bantuan tetap diberikan.

“Kalau ada kami kasih. Kadang tanpa mereka minta, bantuan kami berikan. Soalnya kasihan kondisinya. Apalagi wanita dan anak-anak. Meski begitu, kami tetap berharap para pencari suaka bisa angkat kaki, dan tak lagi tinggal di lokasi itu,” kata salah satu warga setempat Suryati (42).

Lurah Kalideres Fahmi tidak menampik dengan kondisi yang terjadi. Keberadaan mereka membuat lingkungan menjadi kotor dan jorok. Sampah liar kerap berserakan di lokasi. Tepatnya di RW I dan 11. Dan tidak sedikit warga melaporkan keresahannya ke pihaknya.

“Banyak juga yang ngeluh ke kami terkait hal ini. Puluhan petugas Satpol PP dan PPSU kami terjunkan ke lapangan. Mereka bertugas untuk melakukan penjagaan dan kebersihan lingkungan,” Kata Fahmi, Rabu (1/8).

Fahmi menjelaskan sebenarnya para pencari suaka menginap di depan Rudenim bukan karena tidak mempunyai tempat tinggal. Namun, agar bisa masuk ke dalam Rudenim. Sebab, jika mereka tinggal di dalam, maka kehidupan yang layak akan didapatkan. Oleh karena itulah mereka lebih memilih tinggal di jalan, walau hanya beratap tenda dan beralas kardus.

Sementara, Dirjen Imigrasi Ronny F Sompie menjelaskan penanganan masalah pengungsi atau pencari suaka pihaknya mengacu terhadap peraturan presiden 125 tahun 2016. Yakni pengungsi ditangani secara bersama-sama. Mulai dari kementrian, lembaga, dan pemerintahan daerah. Seperti yang terjadi para pencari suaka di Kalideres, Jakarta Barat. Tepatnya di depan Rudenim. Dalam hal ini, pihak Rudenim mempunyai kewajiban untuk menampung para pencari suaka tersebut. Dengan penyediaan akomodasi yang dilakukan oleh pemda.

“Jadi dalam peraturan itu, pemda diperintahi untuk menyediakan penampungan sementara terhadap para pencari suaka. Lalu mereka akan didata oleh UNHCR. Dan setelah itu mereka diberangkatkan ke negara ke tiga. Negara yang lebih maju dari Indonesia,” kata Sompie.

Sompie menjelaskan kerjasama terhadap IOM dan UNHCR telah terjalin selama belasan tahun. Jadi seharusnya tidak ada pengungai atau pencari suaka yang telantar. Oleh karena itu, kondisi yang terjadi di Kalideres, menjadi bahan pertimbangan bagi pihaknya untuk melakukan pengajian ulang terkait masalah pengungsi.

“Rudenim yang di Kalideres sebenarnya bukan diperuntukan untuk menampung pengungsi. Di sana diperuntukan untuk menampung para WNA yang melanggar masalah keimigrasian atau kasus pidana lain yang akan di deportase ke negaranya. Dan pengungsi sebenarnya tak disediakan tempat di sana,” ujarnya.

Dalam hal ini, lanjut Sompie, dia meminta memahami kondisi yang terjadi. Dia berharap pemerintah bisa ikut memberika solusi dan jalan keluarnya. Misalnya menyediakan penampungan sementara di panti – panti milik dinas sosial. Sehingga para pencari suaka tersebut tak lagi terlantar dan mendapatkan kehidupan yang layak, sambil menunggu untuk dikirim ke negara lain. (ygi)

Let's block ads! (Why?)

http://lampuhijau.co/2018/08/01/keberadaan-pencari-suaka-di-rudenim-dikeluhkan-warga/

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Keberadaan Pencari Suaka di Rudenim Dikeluhkan Warga"

Post a Comment


Powered by Blogger.