Lampu Hijau, Tangerang-Hanya dalam hitungan jam, komplotan perampok berpistol yang menyasar Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Karawaci di Jalan Taman Cisadane, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang diringkus. Dari tujuh tersangka yang ditangkap, dua diantaranya terpaksa ditembak mati karena melawan.
Ketujuh pelaku yang ditangkap, Zamawi alias Mawi (38), Sobri (38), Aris Gunawan (34), Lili Sandra (34), Mardani (36), Rohman (36), dan Firmansyah (37). Mereka dibekuk di dua lokasi di Tangerang.
“Pengungkapan kasus ini kurang dari 24 jam, kami tangkap 7 pelaku yang beraksi di rumah potong hewan,” ujar Kapolres Metro Tangerang Kombes Harry Kurniawan di RPH Cibodas, Kota Tangerang, Jumat (10/8).
Menurutunya, tak butuh waktu lama untuk mengungkap kasus ini karena setelah kejadian polisi bergerak cepat mengumpulkan saksi-saksi dan bukti rekaman video CCTV. “Kecepatan pengungkapan ini karena informasi dari masyarakat sangat cepat. Kami langsung lidik, cari saksi, karena tujuh orang kami tangkap bertahap jadi satu-persatu,” terangnya.
Menurutnya, para pelaku diamankan di tempat berbeda yang masih berada di wilayah Kota Tangerang. Lebih dulu polisi menangkap lima pelaku. Kemudian petugas meringkus kedua pelaku lainnya yang berperan mengacak-acak ruangan kasir.
Kedua pelaku yang terakhir ditangkap yakni Mawi dan Sobri. Mawi ini yang menodongkan pistol ke kasir, Sutikno. Sedangkan Sobri bertindak mengikat Sutikno kemudian menggondol uang Rp 900 juta.
Harry mengatakan, keduanya terpaksa ditembak mati saat ditangkap lantaran melawan serta melukai petugas. Pelaku membacok Ipda Jayadi dengan sebilah kater hingga melukai pelipisnya.
“Mawi eksekutor dan Sobri penggasak uang di TKP bawa golok dan pada saat penangkapan kedua ini yang melukai anggota kami. Hingga langsung kami tindak tegas dan meninggal dunia di rumah sakit,” jelasnya. Kini, jasad kedua eksekutor itu membeku di ruang jenazah RSUD Tangerang. Sedangkan lima pelaku lainnya mendekam di tahanan Polres Metro Tangerang.
Diungkapkan Harry, otak sekaligus inisiator dalam kasus ini adalah Mawi yang ditembak mati. Ia berperan mengancam dan menodongkan pistol kepada Sutikno. Mawi saat mengacak-acak ruangan kasir tidak sendirian. Ia dibantu Sobri. Dalam aksinya, Sobri bertindak mengikat Sutikno dan menggasak uang Rp 900 juta.
“Mawi dan Sobri adalah otaknya. Keduanya masuk dengan cara membobol plafon kamar mandi yang berada di lantai dua kantor. Kemudian mereka turun lewat kamar mandi dan masuk kemudian dalam kantor keuangan,” jelasnya.
Belakangan juga terkuak, perampokan yang dilancarkan Mawi Cs berjalan mulus karena ada keterlibatan orang dalam, yakni Firman yang merupakan seorang sekuriti di RPH ini disebut polisi terlibat. Firman berperan menggambar lokasi sebelum Mawi Cs masuk. “Firman ini bertugas memberikan gambaran lokasi tempat penyimpanan brankas. Dia juga kami tembak kakinya,” kata Harry.
Sedangkan empat pelaku lainnya Aris, Lili, Mardan, dan Rohman turut serta membantu aksi kejahatan tersebut. Ada yang berperan memantau kondisi lokasi dan menyiapkan senjata api dan Sajam. “Kasus ini sudah tuntas. Seluruh pelaku sudah kami tangkap. Termasuk sebagian uang yang digasak pelaku. Uang sudah kami kembalikan kepada pemiliknya karena terkait hari Raya Idul Adha karena perputaran uang ini digunakan untuk beli sapi. Tapi kami sisakan untuk tindak lanjut di pengadilan,” tambahnya.
Ditemui di lokasi kejadian, Firman, mengungkapkan alasan dirinya terlibat dalam perampokan itu. Kata Firman, ia dijanjikan uang ratusan juta rupiah untuk memperlancar aksi para pelaku. “Saya juga belum tahu belum terima berapa intinya dijanjikan Rp 100 juta,” ungkapnya.
Namun sebelum janji para pelaku yakni memberinya uang Rp 100 juta, polisi lebih dulu membekuk para pelaku. Firman pun mengaku uang sebesar itu akan digunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama anak dan istrinya. “Karena kebutuhan, selama ini, 10 tahun saya ngontrak buat anak dan istri,” kata Firman.
Dalam aksi perampokan itu, Firman berperan membuat dan memberikan gambaran lokasi tempat penyimpanan brankas kepada para pelaku lainnya. Ia yang telah dua tahun bekerja di RPH itu mengaku telah lama mengenal Mawi, otak aksi perampokan tersebut. “Saya kenal Mawi dari temen saja sudah lama,” imbuhnya.
Selain mengamankan para tersangka, polisi mengamankan satu pucuk senjata api rakitan, sebilah golok, slayer yang digunakan mengikat korban dan tas berisi uang sekitar Rp 600 juta, dua unit kendaran roda dua, satu ransel berisi alat perkakas, 7 unit ponsel, serta rekaman kamera pengintai. Polisi menjerat kelima tersangka dengan pasal 365 tentang Pencurian dengan Kekerasan yang ancaman hukumannya 9 tahun penjara. (WAH)
http://lampuhijau.co/2018/08/10/nasib-7-rampok-rph-karawaci-2-otaknya-ditembak-mati/Bagikan Berita Ini
0 Response to "Nasib 7 Rampok RPH Karawaci, 2 Otaknya Ditembak Mati"
Post a Comment