Lampu Hijau, Bekasi – Elemen mahasiswa dan pemuda Bekasi menyambangi gedung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, tepat di hari jadi yang ke-68 tahun. Melalui tema demo “Bekasi Tak Tahu Diri”, para demonstran menyerukan segelintir persoalan yang selama ini menjadi PR pemerintah daerah.
Menurut korlap aksi, Ahmad Bayhaqi Ketua BEM STAI Nur D ELGHAZI, di usianya yang ke-68 tahun, Kabupaten Bekasi masih memiliki segudang persoalan yang belum terselesaikan dengan baik selama kepemimpinan Bupati Neneng Hasanah Yasin.
“68 tahun sudah umur tanah kelahiran kita atau tanah dimana kita berpijak, namun masih banyak mengisahkan kepedihan, kekecewaan, kekesalan serta kebencian terhadap penyelenggara daerah Kabupaten Bekasi. Karena belum mampu memberikan yang terbaik kepada warganya sebagaimana mestinya,” katanya, Rabu (15/8/2018).
“Puluhan persoalan sosial bukan terurai, justru malah berkembang biak menjadi ratusan persoalan. Dan ratusan persoalan tersebut membelah diri menjadi ribuan persoalan yang menyesakkan dada orang-orang yang melihat, mendengar dan merasakannya,” ujarnya lagi.
Ahmad membeberkan sederet persoalan yang dimaksud, diantaranya tidak terbukanya informasi publik oleh Pemda Bekasi yang menjadi hak asasi warga, minimnya sarana komunikasi yang aktif dan terintegrasi antara masyarakat dengan Pemda, minimnya penegakkan aturan, dan lain sebagainya.
“Atas dasar kekurangan dan kelemahan itulah muncul persoalan, seperti tidak adanya pusat perkotaan, alun-alun, BLK milik Kabupaten Bekasi dan universitas negeri. Pendidikan dan kesehatan gratis masih menjadi mimpi. Pembangunan juga banyak mangkrak, seperti Islamic center, jembatan bagedor, fly over Tegal Gede. Lalu lintas yang semrawut, pelayanan E-KTP yang lamban, banjir dan masih banyak lagi,” papar Ahmad.
Ditambahkan humas aksi, Yayan Aprianto Mahasiswa STT Pelita Bangsa, yang menyerukan ketegasan Bupati Neneng agar merealisasikan apa yang pernah menjadi janji kampanyenya terdahulu.
“Periode ini adalah periode kedua ibu Bupati. Kami minta kurangi mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat seremoni untuk mendapatkan penghargaan, atau sekedar gunting pita program baru yang nantinya tidak akan terealisasi. Saatnya Bupati Bekasi bangkit membuktikan bahwa dirinya adalah Bupati, kendati seorang perempuan jadilah perempuan seperti kartini,” tandasnya.
Sempat terjadi aksi dorong-mendorong antara mahasiswa dan Satpol PP yang berada di lokasi. Hal tersebut dikarenakan pihak Satpol PP tidak memperbolehkan pengunjuk rasa memasuki kawasan Pemda. Padahal menurut pengakuan mahasiswa, mereka telah mengantongi Surat Tanda Terima Pemberitahuan Aksi Polres Metro Bekasi. (BAM)
http://lampuhijau.co/2018/08/16/hut-ke-68-kabupaten-bekasi-masih-didera-segudang-persoalan/Bagikan Berita Ini
0 Response to "HUT ke-68 Kabupaten Bekasi Masih Didera Segudang Persoalan"
Post a Comment