Panwaslu Kota Bekasi Sedang Dalami Pemecatan Sepihak Karena Beda Pilihan

Lampu Hijau, Kota Bekasi – Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu), Kota Bekasi menyelidiki dugaan pelanggaran pemilihan umum yang melibatkan lembaga pendidikan dengan seorang guru yang diberhentikan karena dianggap berbeda pilihan pada pemilihan kepala daerah 2018.

“Penyelidikan ada, kami sedang koordinasi dengan Panwas Kecamatan Jatiasih,” kata Ketua Panitia Pengawas Pemilu, Kota Bekasi, Novita Ulya Hastuti di Bekasi, Minggu, 1 Juli 2018.

Sebelumnya, Robiatul Adawiyah, 28 tahun, seorang guru di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Maza dipecat karena dianggap berbeda pilihan pada pemilihan kepala daerah Jawa Barat dan Kota Bekasi. Robia diberhentikan melalui grup whatsapp yang berisi staf yayasan.

Pemecatan ini viral karena Robia mengunggah salinan tayangan percakapan pemecatan ke media sosial facebook. Unggahan itu telah terkonfirmasi baik kepada Robia maupun suaminya.

Belakangan, pihak sekolah melalui seorang guru, Tri menampik ada pemecatan, melainkan hanya terjadi kesalahpahaman antara pimpinan yayasan dengan bawahan.

Sementara itu, Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Jatiasih telah mendatangi kediaman Robia, di RT 01 RW 03, Kelurahan Jatisari, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi kemarin (30/6). Kedatangannya sebagai langkah lanjutan usai menerima laporan adanya pemecatan sepihak akibat perbedaan politik.

Dalam kasus ini, Panwascam melakukan penyelidikan penuh kehati-hatian. Terlebih, saat ini baru memiliki barang bukti berupa isi percakapan melalui layar kopi grup whatsapp yang telah viral di media sosial.

“Sudah meminta keterangan dari guru. Dia mengakui ada pemecatan,” katanya.

Bayu menambahkan pihaknya akan segera melakukan rapat pleno untuk melanjutkan kasus ini setelah menerima keterangan dari Rubia. Rapat plenono ini sekaligus menggodok indikasi dugaan pelanggaran penyelenggara SD IT Darul Maza.

“Karena dalam isi percakapan itu mengindikasikan ada pengarahan untuk memilih,” tandasnya. (Sep)

Let's block ads! (Why?)