Lampu Hijau, Bekasi – Sejumlah kader dan alumni dari berbagai organisasi mahasiswa Kota Bekasi, menggelar acara halal bihalal dan diskusi dengan tema ‘Menyulam Panel Pemerintahan Kota Bekasi Dalam Kemandirian Bangsa’, Minggu (15/7/2018).
Bertempat di Sekretariat Bersama, Jalan Chairil Anwar Margahayu, Bekasi Timur, acara tersebut dihadiri kelompok Cipayung yang terdiri dari Himpunan Mahasiswa (HMI) Bekasi, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Pergerakan Mahasiswa Indonesia Islam (PMII) Kota Bekasi.
Alumnus Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi, Jumhana Lutfi mengatakan, sangat penting memupuk kebersamaan dan persaudaraan ditengah kemajemukan bangsa. Dan halal bihalal menjadi salah satu contoh kecil yang bisa diterapkan dalam upaya perwujudannya.
‘Upaya untuk mempererat persaudaraan kebangsaan harus terus dipupuk ditengah bangsa yang majemuk ini. Kita berharap halal bihalal menjadi transformasi spirit untuk memperkuat keharmonisan bangsa. Dan spirit ini patut kita tularkan,” katanya.
Menurutnya, yang menjadi poin penting dalam halal bihalal adalah bagaimana menjadikan momen kebersamaan tersebut sebagai pembangkit semangat untuk lebih mempererat tali persaudaraan dan kesatuan, yang sekaligus dapat berfungsi untuk mengeksplorasi beragam solusi yang tengah dihadapi masyarakat.
“Jadi halal bihalal tak hanya sekedar artikulasi fisik semata, seperti bersalaman, makan dan temu kangen saja. Tetapi kita bisa transformasikan lebih dari itu,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komisariat GMNI Universitas Bhayangkara, Tjandra Tjipto Ningrum dalam kesempatan yang diberikan turut menyampaikan beberapa hal terkait isu-isu yang tengah beredar, khususnya menyangkut lingkungan hidup dan SDA.
“Perilaku manusia yang kerap mengabaikan alam untuk kepentingan pribadi, membuat lingkungan hidup terancam kelestariannya. Dan ini menjadi tantangan yang tengah dihadapi bangsa secara global,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Ketua PMII Kota Bekasi, Khusnul, yang menyebut air sebagai sumber daya penting yang menjadi kebergantungan makhluk hidup, sangat bergantung pada ekosistem alami. Dan untuk mempertahankan kelestariannya, sejatinya harus pula dikembalikan kepada alam untuk mengelola ketersediaan air.
“Menjaga air dari sisi kualitas dan kuantitas menjadi kunci untuk keberlangsungan kehidupan. Karenanya, kembali ke solusi-solusi berbasis alam adalah cara yang paling berkelanjutan untuk mempertahankan sumber daya air,” paparnya.
Ditambahkan Ketua HMI Bekasi, Akmal, bahwa dibutuhkan kerjasama yang baik dari seluruh pihak untuk terus menjaga kelestarian air. Karenanya masyarakat harus selalu diingatkan untuk peduli terhadap pemeliharaan SDA yang berkelanjutan, sebagai bagian dari upaya pelestarian air.
“Upaya penyelamatan air tidak dapat dikerjakan oleh satu pihak saja, tetapi membutuhkan usaha bersama dari berbagai pemangku kepentingan. Mulai dari pemerintah pusat, daerah, swasta, akademik, lembaga swadaya masyarakat, serta komunitas. Kami pun akan berupaya menumbuhkan kesadaran tersebut ke masyarakat,” tandasnya. (BAM)
http://lampuhijau.co/2018/07/15/kelompok-cipayung-bahas-kemajemukan-dan-pelestarian-sda/Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kelompok Cipayung, Bahas Kemajemukan dan Pelestarian SDA"
Post a Comment