Search

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gemura Kutuk Aksi Bom Bunuh Diri di Surabaya

Lampu Hihau, Jakarta – Ledakan yang terjadi di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/05/2015) pagi menarik perhatian dunia. Aksi terror itu mendapat banyak kutukan dari berbagai kalangan, tak terlepas Dewan Pimpinan Pusat Generasi Muda Berkarya (Gemura).

Raden Andreas Nandiwardhana selaku Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gemura mengatakan, pihaknya mengutuk aksi teror yang telah merenggut korban jiwa dan belasan orang luka-luka.

“Kami selaku Ketua Umum Gemura sangat mengutuk keras kepada para pelaku teror BOM Surabaya.   Kepada  para korban yang meninggal semoga almarhum diterima disisinya. Dan untuk para korban yang selamat atau luka-luka semoga lekas diberi kesembuhan. Sedangkan untuk para keluarga korban semoga diberi ketabahan,” kata Andeas di Surabaya, Minggu, (13/5).

Andreas meminta kepolisian untuk segera mengusut dan menangkap dalang dibalik peristiwa yang dinilai sangat sadis itu. “Banyangkan saja, anak-anak yang tidak berdosa mengalami luka yang cukup serius akibat ledakan bom itu. Dan tentunya, tidak satu pun agama di dunia memperbolehkan kekerasan,” tandas ketua umum Gemura, yang merupakan sayap Partai Berkarya.

Sementara itu, Dr Ahmad Zaenul Hamid Pengamat Teroris Indonesia mengatakan bahwa sasaran para teroris adalah bagaimana menciptakan rasa ketakutan di tengah masyarakat. Meski demikian, kata dia, ada beberapa faktor terkait isu keagamaan dan isu politik dalam aksi brutal ini.

Masih kata Dr Ahmad Zaenul Hamid, dalam aksi teror di depan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, persoalan tempat hanya sebatas simbolik.

“Jadi terorisme itu ada dua macam. Ada terorisme yang berlatarbelakang keagamaan dan ada juga terorisme politik. keduanya mengambil tempat atau simbol, dengan simbol itu si pelaku itu akan menciptakan teror,” ujar Zaenul melalui surat keterangannya.

Menurut dia, selama ini teroris yang ada di Indonesia yang berbasis agama, digerakan oleh kelompok Islam militan teroris. Kemudian, masih kata zaenul, tempat-tempat yang dijadikan sasaran teroris itu adalah simbol keagamaan, salah satunya adalah Gereja.

Menurutnya, target sesungguhnya adalah bagaimana menciptakan ketakutan ditengah masyarakat.

“Karena teror yang terjadi di surabaya itu peristiwanya tidak lama setelah kasus penyerangan di Mako Brimob. Jadi sebetulnya yang menjadi sasaran teror itu adalah pihak kepolisian,” tandasnya.

Diketahui, ledakan bom pertama kali terjadi di Gereja Santa Maria di Jalan Ngagel, sekitar pukul 06.30 WIB. Ledakan bom kedua terjadi di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro, sekitar pukul 07.15 WIB. Terakhir, aksi teror bom terjadi di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna pada pukul 07.53 WIB. (Bit)

Let's block ads! (Why?)

http://lampuhijau.co/2018/05/13/ketua-dewan-pimpinan-pusat-dpp-gemura-kutuk-aksi-bom-bunuh-diri-di-surabaya/

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gemura Kutuk Aksi Bom Bunuh Diri di Surabaya"

Post a Comment


Powered by Blogger.