Lampu Hijau, Jakarta Utara – Tidak melirik keamanan saat bekerja, Tarno tewas tertimbun tanah galian. Pekerja dari kontraktor PT Bone Mitra Abadi ini meregang nyawa setelah 14 jam bergelut dengan maut. Ia tewas setelah tersangkut di galian PAM di Jalan Jembatan Tiga, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
Jenasah Tarno baru bisa dievakuasi saat adzan subuh berkumandang. Ia tertahan di dalam tanah sejak jam empat sore. Luka di sekujur tubuh pun terlihat ketika jasadnya berhasil di evakuasi. Luka di tubuh Tarno bukan tanpa sebab, tanpa menggunakan helm, rompi dan sepatu tubuh Tarno ringsek.
Kanit Reskrim Polsek Metro Penjaringan, Kompol Mustakim menjelaskan hingga kini pihaknya telah memeriksa empat orang saksi. Mereka merupakan mandor dan tiga pekerja rekan Tarno.
Rencananya, polisi akan memanggil pihak Palyja dan PAM Jaya selaku pemilik proyek, dan kontraktor yang melakukan pengerjaan.
“Kita juga akan melakukan pemeriksaan terhadap kontraktor yang pekerjakan korban, kita juga akan panggil pihak PAM jaya atau Palyja,” kata Kompol Mustakim di lokasi kejadian, Rabu (2/5/2018).
Mustakim melanjutkan, hasil pemeriksaan sementara menyebutkan, saat itu korban telah berhasil menggali tanah sedalam 6 meter. Namun tidak berselang lama, dinding-dinding galian longsor dan langsung menimpa korban.
“Begitu udah digali 6 meter, kondisi tanah di bagian tengah ternyata longsor baik dari atas, samping kanan ataupun kiri. Akhirnya ya terkubur di lokasi galian tersebut,” jelasnya.
Ia melanjutkan, korban diketahui tertimbun longsoran tanah sejak pukul 15.00 WIB Selasa (2/5). Selama 14 jam korban terkubur sampai akhirnya bisa dievakuasi pukul 04.00 WIB subuh tadi. Korban ditemukan dalam kondisi terlentang. “Dibawa ke RSCM subuh tadi untuk autopsi,” tuturnya.
Menyikapi hal ini, Direktur Umum PAM Jaya, Erland Hidayat mengakui informasi tertimbunnya Tarno cukup terlambat. Ia baru mengetahui setelah pemberitaan ramai di medsos, media online, dan televisi sekira pukul 22.00 WIB. Padahal diketahui Tarno sendiri telah tertimbun sejak sore kemarin.
Terhadap kasus ini, Erland mengaku pihaknya akan mengevaluasi termasuk keselamatan kerja. Sebab diakuinya, saat ditemukan korban tidak menggunakan pakaian keselamatan kerja.
“Kita akan cek sejauh mana kontraktor. Siapa yang lalai, siapa yang bertanggung jawab, semuanya akan kami periksa,” ucap Erland sembari menyinggung akan berkoordinasi Pemkot dan Polisi.
Erland mengaku prihatin dengan kejadian itu. Karena itu semenjak kejadian pihaknya langsung menghubungi keluarga mengucapkan belasungkawa.
Meski demikian, terhadap dugaan K3, Erland mengakui dalam setiap pengerjaan proyek PAM, setiap pekerja wajib menjalankan proses keselamatan. Karena itu ia merasa heran dengan tidak ditemukannya beberapa benda K3.
Akibat kejadian ini, proyek yang telah rampung 90 persen harus terhenti. Rencananya, proyek itu akan menjadi penyuplai air dari dipo pam menuju rusun penjaringan. “Ini aja yang berhenti, kalo proyek yang lain tetap berjalan kok,” ucap Erland.(GER)
http://lampuhijau.co/2018/05/02/tak-pakai-alat-keselamatan-pekerja-pt-bone-mitra-abadi-tertimbun-tanah-galian/Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tak Pakai Alat Keselamatan, Pekerja PT Bone Mitra Abadi Tertimbun Tanah Galian"
Post a Comment