Lampu Hijau, Jakarta Barat–Para pengguna taksi online diimbau untuk lebih waspada. Sebab perampok dengan modus taksi online bergentayangan di wilayah Jakarta Barat. Belum lama, tepatnya Senin (23/4) sekitar jam 5.45 pagi. Sansan, yang jadi korban. Cewek 24 tahun itu dirampok di dalam taksi online yang ditumpanginya.
Dari informasi yang dihimpun, pagi itu Sansan memesan taksi online Grab Car dari Jalan Duri Selatan, Tanah Sereal, Jakarta Barat dengan tujuan Tanah Abang Jakarta Pusat. Setelah menunggu beberapa lama, mobil Suzuki Wagon putih bernopol B 2353 BZB yang dikendari oleh Gugus Gunawan sampai di depan rumah. Tanpa curiga Sansan langsung naik dan duduk di kursi tengah.
Saat di perjalanan, tiba-tiba dari bangku belakang keluar dua orang dan langsung membekap kepala Sansan dengan jaket. Tak hanya itu tangan dan kakinya juga diikat dengan tali tas yang dibawanya. Setelah tidak berdaya, Sansan dibawa keliling selama 7 jam. Selama waktu itu, pelaku menguras habis barang berharga seperti handphone, kartu ATM, kalung dan gelang. Bahkan pelaku sempat menjual kalung dan menguras habis isi ATM Sansan.
Namun pelaku belum puas. Mereka memaksa Sansan untuk memberikan nomor telpon keluarganya. Mereka mengancam akan membunuh dan membuang mayat Sansan ke laut jika dia tidak memberikan nomor telpon keluarganya. Tapi Sansan keukeuh, tidak mau memberikan nomor telpon.
Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Barat, AKBP Edi Suranta Sitepu menuturkan, pihaknya sudah menerima laporan adanya kejadian tersebut. Hingga saat ini, pihaknya masih melakukan penyelidikan. “Jadi menurut keterangan korban bahwa dia memesan taksi online. Setelah korban pesan dan naik, taksi online kemudian jalan. Tiba-tiba dari jok mobil belakang dia disekap pake jaket pelaku,” terang Edi, Rabu (25/4).
Edi menambahkan, di dalam mobil tersebut sudah ada dua orang yang bersembunyi di belakang. Akibat kejadian ini, korban mengalami trauma. “Untuk adanya kekerasan seksual kita masih dalami,” tuturnya.
Dalam kasus ini, diakui Edi besar kemungkinan ada keterlibatan sopir. “Selama disekap, korban mengaku tidak tahu dibawa ke mana aja (mata korban ditutup). Sedangkan untuk ancaman pembunuhan, nanti kita masih dalami. Ini baru keterangan awal,” ujarnya.
Pihak keluarga Sansan juga kecewa dengan pihak Grab Center. Pasalnya, saat dihubungi, pihak GRAB Car mengatakan akan membantu melacak dan akan menghubunginya apabila sudah mendapatkan keberadaan pelaku. Namun, setelah ditunggu selama 1×24 jam, pihak Grab sama sekali tidak menghubungi balik.
Pengamat transportasi Azas Tigor Nainggolan, menilai berulangnya aksi kejahatan pada taksi online menandakan sistem keamanan pada moda transportasi tersebut masih rendah. Di samping itu, peristiwa ini membuktikan jika penyedia layanan tidak melakukan pengawasan dan pembinaan yang benar terhadap mitra pengemudi. Azas mencatat, setidaknya ada empat kasus kejahatan yang dilakukan pengemudi taksi maupun ojek online, yang terjadi sejak akhir 2017 hingga Maret 2018.
“Terjadinya perampokan ini juga memperlihatkan betapa pemerintah lemah dan tidak mampu mengawasi para aplikator agar memberikan keamanan bagi pengguna taksi online,” tutur Azas ketika dikonfirmasi, Rabu (25/4/2018). Dengan banyaknya tindak kejahatan oleh pengemudi taksi online, menurut dia pemerintah harus bertindak tegas.
“Atas kejadian ini pihak kepolisian juga harus menempatkan aplikator sebagai tersangka juga selain para pelaku, pengemudi mitranya. Untuk itu kami mohon bapak Kapolri menindak dan menangkap juga aplikator tempat mitranya melakukan tindak kejahatan. Terjadinyan ini menunjukkan bahwa aplikator telah lalai mengawasi mitranya sendiri dan mengakibatkan kerugian penggunanya,” tandasnya.
Sementara, Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata menyesali terjadinya tindak kejahatan yang melibatkan oknum mitra pengemudi GrabCar. Sejumlah langkah telah dilakukan menyikapi kejadian tersebut. “Prioritas kami saat ini adalah memberikan dukungan penuh dan bantuan yang dibutuhkan oleh penumpang dan keluarganya,” ujar Ridzki dalam keterangan tertulis.
Pihaknya tengah menelusuri lebih dalam perkara itu. Tujuannya untuk mengumpulkan informasi yang akurat baik dari penumpang maupun mitra pengemudi. Guna pendalaman, kerja sama dengan kepolisian dilakukan.
Lebih lanjut, Grab menegaskan senantiasa siap melayani segala pertanyaan dan keluhan penumpang maupun mitra pengemudi. “Kami yakin kita dapat bahu-membahu untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan. Jika masyarakat memiliki pengalaman berkendara yang tidak berkenan, kami mohon untuk segera melaporkannya kepada pihak berwajib dan layanan konsumen Grab,” tandasnya. (YGI/RIZ)
http://lampuhijau.co/2018/04/25/naik-taksi-online-sendirian-cewek-diancem-dibunuh-dirampok/Bagikan Berita Ini
0 Response to "Naik Taksi Online Sendirian, Cewek Diancem Dibunuh Dirampok"
Post a Comment