Lampu Hijau, Jakarta Pusat–Belasan wanita duduk berjejer di ruang Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Mapolsek Kemayoran. Beberapa diantaranya terus menangis lantaran ingin pulang, tidak mau dibawa ke Panti Kedoya. Air mata mereka terus berkaca. Sedih, haru dan takut bercampur jadi satu.
Seperti yang dirasakan Erin. Wanita 28 tahun bertubuh mungil itu terus meronta saat petugas hendak membawanya ke mobil kerangkeng milik Sudinsos Jakarta Pusat. “Jangan pak… tolong lepasin. Kasian anak saya di rumah menunggu saya. Saya begini karena tidak ada kerjaan lain. Jadi terpaksa untuk menutupi kebutuhan lebaran,” ucapnya.
Meski terus merengek, petugas tetap membawanya ke dalam mobil untuk dikirim ke Kedoya. Sementara Nana (34), wanita lain mengaku menyesal atas perbuatannya. “Saya tobat, tidak akan lagi mangkal pak,” singkatnya.
12 wanita tersebut merupakan kupu-kupu malam yang biasa mangkal di Jalan Benyamin Sueb (B1) dan bunderan Jalan Angkasa (MGK) Kemayoran. Mereka terjaring operasi tiga pilar yang dilakukan petugas gabungan, Jumat (16) dini hari.
Selain mengamankan 12 wanita pekerja seks komersial (PSK), puluhan petugas yang tergabung dari Kecamatan, Polsek, Koramil dan Pusat Pengelolaan Kawasan Kemayoran (PPKK) juga menangkap 3 pria anjelo (anter jemput lonte). Ketiga pria tersebut juga dibawa ke Mapolsek Kemayoran guna proses hukum lebih lanjut.
Camat Kemayoran Herry Purnama mengatakan, penangkapan dilakukan dengan cara petugas berpakaian bebas melakukan penyamaran sebagai pengguna jasa. “Para wanita PSK diamankan dari B1 dan bunderan Jalan Angkasa (MGK),” ungkapnya kepada Lampu Hijau di lokasi.
Sementara Kapolsek Kemayoran Kompol Saiful Anwar mengungkapkan kegiatan tersebut merupakan hasil kerjasama tiga pilar yang bergabung dengan PPKK. Petugas melakukan operasi secara serentak dengan sasaran miras, PSK dan petasan.
“Tim dibagi dua. Tim 1 fokus merazia PSK di Jalan Benyamin Sueb dan B1. Ada 12 PSK yang diamankan. Sementara germonya kabur. Kemudian tim 2 razia miras di wilayah Harapan Mulya dan Cempaka Baru. Para PSK kita amankan dan akan dikirim ke Panti Sosial untuk menjalani pembinaan selama 6 bulan,” katanya.
Dalam operasi skala besar tersebut, petugas gabungan yang diterjunkan berjumlah 180 personil, termasuk elemen masyarakat. Terkait pengawasan kedepan, Kapolsek berjanji akan melakukan pemantauan secara ketat dengan berkoordinasi dengan tiga pilar.
“Di sana banyak tempat orang kumpul cari hiburan. Kita akan lakukan pengawasan, jika masih mangkal (lagi), kita koordinasi dan langsung operasi lagi. Kita tiga pilar membantu yang punya area (PPKK) untuk melakukan pembersihan itu,” tegasnya.
Di lokasi yang sama, Kadiv Hukum dan Pengamanan PPKK, Barata Mardikusumo mengaku akan terus menjaga koordinasi dengan tiga pilar. “Kita rutin rencananya. Kita koordinasi terus dengan Kapolsek. Sifatnya random. Kita kasih shock terapi agar PSK mikir. Mudah-mudahan kedepan PPKK menjadi lebih baik lagi. Makanya kita koordinasi,” tutupnya. (RKY)
http://lampuhijau.co/2018/06/01/nekat-mangkal-di-bulan-puasa-12-kupu-kupu-yang-nggak-bisa-terbang-tapi-bisa-bikin-cowok-melayang-diciduk/Bagikan Berita Ini
0 Response to "Nekat Mangkal di Bulan Puasa, 12 ‘Kupu-kupu’ yang Nggak Bisa Terbang Tapi Bisa Bikin Cowok ‘Melayang’ Diciduk"
Post a Comment