Search

Produksi Garam Spa, Petani Cirebon Bisa Meningkat Kesejahteraannya

Lampu Hijau, Cirebon – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman terus mendorong kesejahteraan petani garam termasuk yang berada di Cirebon, Jawa Barat. Upaya itu, seperti dukung petani atau pelaku usaha untuk produksi garam spa yang punya nilai tinggi.

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Agung Kuswandono mengatakan selama ini petani garam, menjual garam kepada pihak kedua.

“Kesejateraan tidak bergerak, kita cari solusi untuk gram yang kualitasnya belum memenuhi standar industri ini, dikembangkan. Kini salah satu peluang, mengembangkan garam spa. Garam spa produksinya seperti garam biasa,” katanya, Rabu (21/03/2018).

Bedanya, lanjut Agung garam biasa panen setelah 5 hari, garam spa memanennya setelah 10 hari sampai 15 hari, sehingga kristalnya bagus. Setelah diolah dan dikemas, harga garam spa bisa Rp 30 ribu per bungkus dengan berat hanya sekitar 0,5 kg.

“Garam biasa hanya paling banter dihargai 5 ribu rupiah per kg. Ibu-ibu rumah tangga bisa diperdayakan,” kata Agung saat berkunjung ke showroom milik Septi Ariyani, pelaku usaha pengolahan garam di Jalan Sunan Gunungjati, Blok Pakulen, Desa Grogol, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon.

Septi Ariyani, lanjutnya akan ditemukan dengan PHRI, agar hotel menggunakan garam spanya dari sini. Selain itu, garam produksi Septi ini ditargetkan untuk ekspor. Tentunya, dengan melengkapi dulu sejumlah legalitasnya.

“Saat ini, produksi 3 karung per hari. Garam spa punya potensi sangat besar. Untuk garam spa baru di Cirebon dan Bali. Bali sudah ekspor,” katanya. Dia menyebutkan peluang ekspor bisa ke Cina, Australia dan negara lainnya.

Pelaku usaha pengolahan garam spa di Cirebon, Septi Ariyani mengatakan tujuan awalnya adalah produksi garam dan bisa mengenalkan garam kepada semua orang agar garam lebih berguna.

Usahanya, menurut mantan petugas pendamping petani garam, sudah dilakoni 2 tahun. Hal ini, karena ikut pelatihan ditambah belajar dari internet. Produksi garam olahannya per hari sudah mencapai 50 kg hingga 100 kg.

Septi menjelaskan harga produk olahan garam bervareasi dari Rp5 ribu hingga 50 ribu. Masyarakat pun bisa menjadi resellernya. Karena ingin fokus produksi. “Pendapatan Rp20 juta hingga Rp25 juta per bulan,” katanya. (MGN)

Let's block ads! (Why?)

http://lampuhijau.co/2018/03/21/produksi-garam-spa-petani-cirebon-bisa-meningkat-kesejahteraannya/

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Produksi Garam Spa, Petani Cirebon Bisa Meningkat Kesejahteraannya"

Post a Comment


Powered by Blogger.