Lampu Hijau, Jakarta – Peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) kembali digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kegiatan yang mulanya digagas badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Unesco, di Indonesia tahun ini dipusatkan di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada 6-9 September 2018, dengan acara puncak 8 September 2018.
Unesco sendiri telah menetapkan tema peringatan HAI yakni “Literacy and Skills Development”. Menyesuaikan, Kemendikbud menetapkan tema nasional “Mengembangkan Keterampilan Literasi yang Berbudaya”. Tujuannya untuk melihat jenis keterampilan keaksaraan yang dibutuhkan dalam menavigasi masyarakat, dan mengeksplorasi kebijakan keaksaraan yang efektif.
“Peringatan HAI yang dirayakan seluruh warga dunia merupakan kesempatan bagi pemerintah dan seluruh masyarakat untuk menyoroti peningkatan tingkat melek huruf di dunia dan merenungkan tantangan keaksaraan yang tersisa di dunia,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Harris Iskandar, Selasa (4/9/2018).
Menurut Harris, peringatan HAI sebagai upaya mewujudkan komitmen pemerintah dan mengajak seluruh masyarakat untuk peduli terhadap penuntasan buta aksara.
Adapun peringatan dipusatkan di Deli Serdang, imbuh dia, karena kabupaten tersebut dianggap sebagai daerah yang komitmen dalam penuntasan buta aksara. Hal ini tercermin melalui diraihnya Anugerah Aksara tingkat Madya oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang pada 2015. Penduduk buta aksara di Deli Serdang sendiri tinggal tersisa 0,07 persen.
“Tidak banyak pemerintah daerah yang komitmen dalam menuntaskan buta aksara di wilayahnya. Komitmen pemerintah daerah dalam penuntasan buta aksara itu bisa dilihat dari alokasi anggaran untuk program atau kegiatan tersebut,” papar dia.
Lebih lanjut, berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada 2017, penduduk Indonesia yang telah berhasil dibebaskan dari buta aksara mencapai 97,93 persen. Tersisa 2,07 persen yang masih buta huruf atau sebanyak 3,3 juta penduduk, yang berusia 15-59 tahun.
Dari 33, 11 provinsi yang memiliki angka buta huruf di atas angka nasional. Antara lain Papua (28,75 persen), NTB (7,91 persen), NTT (5,15 persen), Sulawesi Barat (4,58 persen), Kalimantan Barat (4,50 persen), Sulawesi Selatan (4,49 persen), Bali (3,57 persen), Jawa Timur (3,47 persen), Kalimantan Utara (2,90 persen), Sulawesi Tenggara (2,74 persen) dan Jawa Tengah (2,20 persen). Perempuan mendominasi jumlah buta aksara dibanding laki-laki, yakni 2,25 juta orang dan laki-laki mencapai 1,1 juta orang.
Kemendikbud, kata Harris, telah merumuskan upaya penuntasan buta aksara dengan memprioritaskan pada daerah-daerah merah atau kabupaten dan kota yang persentase buta aksaranya di atas empat persen, komunitas adat terpencil atau khusus, dan daerah tertinggal, terdepan dan terluar.
“Kita juga tingkatkan minat baca di sekolah maupun luar sekolah, juga meningkatkan kualitas buku bacaan agar mendukung upaya tersebut,” tandas Harris. (drs)
http://lampuhijau.co/2018/09/04/peringatan-hari-aksara-internasional-kembali-digelar/Bagikan Berita Ini
0 Response to "Peringatan Hari Aksara Internasional Kembali Digelar"
Post a Comment